(Sumber : Dokpri)
“Menulis tentang kemanusiaan itu bisa memberikan harapan kepada orang-orang yang sudah hampir putus asa akan hidupnya” Ini adalah salah satu alasan Pak Achmad Siddik Toha ketika ditanyai alasan mengapa beliau gemar menulis terutama mengenai kegiatannya sebagai relawan kemanusiaan.
Disela-sela kesibukannya sebagai Dosen Fakultas Kehutanan USU, lelaki kelahiran Situbondo, 3 Februari 1975 ini juga aktif dalam kegiatan relawan, bahkan menjabat sebagai Ketua Relawan Indonesia untuk Kemanusiaan Provinsi Sumatera Utara.
Disetiap perjalanan dan kegiatan-kegiatan relawan, ia selalu menuliskan kisahnya di buku catatan dan membuatnya menjadi satu tulisan yang menyenangkan untuk dibaca. Dari catatan-catatan kegiatan kebaikan tersebut lahirlah Buku “Ketika Pohon Bersujud (2011)” dan “Jejak-Jejak Kemanusiaan Sang Relawan (2020)” yang di dalamnya tertuang banyak tokoh-tokoh inspirasi dan kisah-kisah yang menginspirasi pembaca untuk selalu berbagi kepada sesama.
Berawal dari postingan-postingannya di Facebook yang mengajak orang-orang untuk selalu berbagi, putra kedua dari pasangan Muhammad Thoha dan Siti Faijah ini, mendapatkan apresiasi dari banyak orang dan mulai mendirikan beberapa komunitas, seperti Komunitas Pohon Inspirasi yang bertujuan untuk membantu anak-anak yang tidak mampu sehingga mendapatkan pendidikan yang lebih baik lagi terutama mengenai alam dan lingkungan. Tak hanya mengajak teman sebaya untuk menjadi relawan, Pak Achmad juga banyak mengajak para pelajar maupun mahasiswa untuk ikut turut andil dalam komunitasnya. Bahkan Mahasiswa S2 maupun S3 juga ikut meramaikan sampai membentuk komunitas yang serupa di daerah mereka. Selain organisasi Flp Sumut dan Relawan Kemanusiaan Sumut, Alumni IPB ini juga pernah bergabung dengan organisasi Relindo,Indonesia Mapping Community dan Asosiasi Pilot Drone Indonesia.
Ayah dari 4 orang anak ini juga tak lupa mengajak keluarganya untuk turut menjadi relawan dan berbagi kepada sesama, karena prinsip hidupnya adalah terus berbagi untuk membuat hidup bahagia. “Dengan menulis, kita juga sudah memberikan satu kebaikan untuk orang-orang diluar sana yang mungkin sedang penat akan hidupnya,maka menulislah agar kebaikan itu tetap abadi,” tutur pria penggemar novel Kang Abik ini.
Mabtap. Barakallahu, Komandan
BalasHapus