Ilustrasi
I
Setiap harimu berpacu dengan mentari
sebelum fajar terbangun, engkau bergegas
pikiranmu lebih cepat dari putaran waktu
dari roda-roda kendaraan yang berlari kencang.
II
Engkau bagaikan pena
tintamu tak pernah habis menulis semangat
bagaikan kertas
engkau pasrah menjadi tempat bercerita,
ibarat pensil
kau biarkan kami mencoba apapun
lalu kau hapus kesalahan kami
kau lupakan
dan biarkan kami melaju,
III
di saat kami semakin jauh
engkau masih menjadi meja dan bangku
tempat kami dahulu melahap ilmu
menyantap sarapan doa-doamu,
IV
badanmu membungkuk
tulangmu lapuk
mudah kantuk
juga batuk
menjadi bukti pengorbanan
demi harapan tercapai
untuk sejarah masa depan
Sekolah, 25 November 2020
Jaka Satria Pasaribu, kelahiran kota Sibolga dan menetap di sekitaran kota Medan. Aktif sebagai pengajar di SDIT Al-Jawahir Sunggal dan melatih anak-anak membuat puisi. Karena sampai kapan pun bagi saya "puisi adalah rasa yang dihirup melalui udara dan menyatu dengan darah"
0 comments