Sabtu, 08 Agustus 2020 (Ruang Karya FLP Medan).
Menulis sudah menjadi konsumsi yang harus terus diasah oleh setiap orang.
Khususnya untuk Forum Lingkar Pena Medan sendiri. Tentunya sebagai organisasi
yang bergerak dalam kepenulisan, sudah hal yang wajib untuk organinasi ini
menciptakan karya-karya yang baru dan mampu bertahan dalam khasanah sastra
Indonesia modern.
Salah satu karya terbaru dari FLP MEDAN adalah
antologi cerpen “MERANTAU”, kumpulan cerpen yang ditulis oleh di prakarsai oleh
FLP Medan Angkatan 8 yaitu Malika dkk. Perjuangan panjang untuk menyelesaikan
buku ini sangat berdampak pada proses penulisan karya. Mulai dari kurasi sampai
pada tahap editing. Selain itu angkatan 8 (kelas fiksi) dalam
penyelesaian buku kumpulan cerpen ini dimentori oleh Ana Nasir, sebagai wali
kelas di kelas fiksi FLP Medan 2020.
Mhd Ikhsan Ritonga sendiri sebagai ketua kelas
menuturkan bahwa penulisan antologi ini, bermula dari program kelas yang
terbentuk oleh teman-teman flp 8 kelas fiksi. Dari jumlah anggota kelas
tentunya tidak semua ikut andil dan ambil bagian, dari jumlah anggota 19 orang
yang berhasil ikut berpatisipasi hanya sebanyak 13 orang ditambah dengan dua pengurus flp. Tentunya akan terjadi
seleksi alam, mengenai kekonsitenan mengikuti pembelajaran dan hal-hal
lainnya.
Penuturan serupa juga diungkapkan Ana Nasir, bahwa
untuk penyelesaian buku ini membutuhkan proses dan perjalanan yang panjang. Dan
tidak jarang peserta/kontributor terkena seleksi alam.
Dengan hadirnya antologi cerpen ini, dapat menjadi motivasi agar terus berkarya khususnya untuk ana-anak flp medan. Berikut sinopsis kumpulan cerpen “Merantau” Kumpulan cerpen MERANTAU “Setiap Pergi, Sejarang Pulang” merupakan kumpulan cerpen yang ditulis oleh 13 penulis yang tergabung Forum Lingkar Pena Medan. Cerpen-cerpen dalam buku ini mengangkat kisah tentang Merantau. Merantau memang menjadi satu hal yang lumrah bagi semua orang, baik laki-laki maupun perempuan. Semuanya tentu ingin mencari kesuksesan di tanah yang berbeda. Merantau juga merupakan bagian dari guru kehidupan. Dalam kumpulan cerpen ini, setiap penulis membuat sudut pandang berbeda tentang merantau.
Dalam kumpulan cerpen ini, kisah merantau dikemas sedemikian rupa. Seperti pada cerpen Mhd Ikhsan Ritonga yang berjudul MERANTAU, mengisahkan seorang lelaki bernama Luhut dan tanda di telapak tangannya yang menandakan ia tak bisa pergi jauh dari kampung halaman. Sedangkan dalam cerpen Dewi Chairani yang berjudul MIMPI YANG NYATA, mengisahkan perjuangan seorang perempuan single parent dalam membesarkan anaknya dan menggapai cita-citanya.
Sementara itu dalam cerpen PERISTIWA DIRA 1998 karya Rini Febriani menceritakan tentang mimpi Dira ketika berada di perantauan dan segala perubahan yang terjadi padanya. Tentunya dalam cerpen-cerpen yang ditulis ini banyak hal sederhana yang dikemas sedemikian rupa, mulai dari perjuangan anak kosan, kerinduan kepada orangtua dan kisah-kisah lainnya yang dapat dibaca dalam setiap cerpen dalam buku ini.
0 comments